Depok, 29 Mei 2019 – Melanjutkan kerja sama dan dukungan Perusahaan untuk proyek “Sekolah Indonesia Cepat Tanggap” (SICT) di Desa Kerandangan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digagas oleh Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia (ILUNI FTUI), Ikatan Alumni Arsitektur UI (ILUNIArsUI), dan FUSI Foundation; yang diresmikan pada 10 Desember 2018 lalu; PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) kembali mewujudkan komitmen tanggung jawab sosialnya atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk proyek serupa yang tahun ini berlokasi di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Konferensi pers dan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) antara ILUNI FTUI dan BFI Finance dilakukan pada Jumat, 29 Mei 2019, bertempat di Gedung Dekanat FTUI Depok, Jawa Barat. Bertindak sebagai perwakilan masing-masing institusi dalam penandatanganan MOU tersebut adalah Cindar Hari Prabowo selaku Ketua Umum ILUNI FTUI dan Francisca Susilawati selaku Head of Corporate Communication & CSR BFI Finance. Turut hadir pula Dekan FTUI, Hendri D.S. Budiono, beberapa guru besar FTUI, dan pengurus ILUNI FTUI.
Sasaran proyek SICT kali ini adalah pembangunan kembali gedung sekolah Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfal milik Yayasan Darul Iman Palu yang berlokasi di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, yang runtuh akibat gempa yang mengguncang kawasan Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018. Selain itu, kerja sama kedua pihak juga mencakup proyek pengadaan air bersih berupa sumur dan tandon air bagi warga masyarakat Dusun Kinta Baru, Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu. BFI Finance memberikan total partisipasi dana anggaran proyek sebesar Rp300 juta, dengan alokasi Rp200 juta untuk proyek SICT dan Rp100 juta untuk proyek air bersih.
BFI Finance sangat mendukung proyek SICT yang merupakan inovasi dan kreasi para arsitek alumni FTUI dan menyatakan komitmennya untuk kembali bekerja sama dalam pembangunan SICT ke-5 di lokasi ke-4 di Palu, Sulawesi Tengah. Proyek SICT menjunjung empat konsep utama yang bertujuan agar proses konstruksi mudah direplikasi di berbagai wilayah yang terkena bencana, terdiri dari:
- Sistem Modular: perancangan disesuaikan dengan kebutuhan ruang, kondisi site, dan ketersediaan material;
- Fleksibilitas: perancangan disesuaikan dengan kebutuhan terhadap besarnya rombongan belajar dan konfigurasi ruang belajar yang mendukung pembelajaran aktif oleh siswa;
- Plug and Play + Grow: hubungan antarunit kelas, ruang luar, dan ruang lainnya dapat dikomposisikan sesuai program belajar; dan
- Berbasis Komponen: membuka peluang kontribusi stakeholders untuk memberikan bantuan per komponen material.
Proyek rehabilitasi gedung sekolah dan pengadaan fasilitas air bersih ini ditargetkan selesai pada pertengahan atau akhir Juli 2019.