Konsumtif adalah salah satu perilaku manusia yang cukup membahayakan jika dibiarkan begitu saja. Terlebih, di jaman yang serba cepat dan praktis seperti sekarang dimana hampir semua orang dapat dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan merupakan salah satu hal yang tidak terelakan bagi manusia. Sebab, setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan hidup yakni dengan membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Misalnya makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Namun, terkadang seseorang dapat terjebak dalam perilaku konsumtif dimana mereka menghabiskan uang yang ada hanya untuk memenuhi keinginannya. Padahal, barang tersebut tidak terlalu penting ataupun dibutuhkan.
Sobat BFI, mari kita kenali lebih dekat apa itu perilaku konsumtif melalui tulisan yang satu ini.
1. Apa Itu Konsumtif?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), konsumtif merupakan kata sifat yang memiliki arti mengonsumsi, hanya memakai, dan tidak menghasilkan sendiri.
Secara garis besar, perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup seseorang yang suka menghabiskan uangnya tanpa pikir panjang. Jika dibiarkan begitu saja perilaku konsumtif dapat menjadi masalah serius. Seperti timbulnya masalah finansial, stres, sampai dengan mengancam keseimbangan sumber daya alam.
2. Contoh Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk terus membeli barang dan jasa secara berulang-ulang meskipun tindakan tersebut cukup membahayakan kondisi finansial. Agar Anda dapat memahami apa itu perilaku konsumtif, simak beberapa contoh berikut ini.
2.1. FOMO (Selalu Ikut Tren)
Contoh perilaku konsumtif yang pertama adalah FOMO atau suatu tindakan untuk selalu mengikuti tren terkini. Orang yang FOMO akan senantiasa melakukan apa saja demi bisa mengikuti tren yang ada, tak terkecuali untuk merogoh kocek yang cukup lumayan untuk benda atau jasa yang menjadi bahan perbincangan banyak orang saat ini.
Baca Juga: FOMO Adalah: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegahnya
2.2. Rasa Gengsi yang Tinggi
Contoh perilaku konsumtif berikutnya yakni adanya rasa gengsi yang tinggi demi meningkatkan status sosial, dianggap baik, keinginan untuk diterima dan diakui suatu kelompok atau lingkungan, serta memenuhi ekspektasi sosial.
Perilaku konsumtif akibat rasa gengsi dapat terlihat dari kebiasaan membeli gadget atau elektronik terbaru, kendaraan dengan merek tertentu, dan membeli barang atau jasa terbaru meskipun tidak terlalu penting.
2.3. Gaya Hidup Mewah (Hedonisme)
Hedonisme atau gaya hidup bermewah-mewahan merupakan contoh perilaku konsumtif berikutnya. Seseorang dengan gaya hidup hedonisme memiliki kecenderungan untuk mencari kepuasan secara instan dengan membeli berbagai barang atau jasa yang mereka inginkan tanpa pikir panjang. Alhasil, gaya hidup yang mereka anut ini membawa malapetaka untuk diri sendiri, khususnya masalah finansial yang tidak berkesudahan.
Baca Juga: Gaya Hidup Hedonisme: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
2.4. Impulsive Buying
Serupa dengan hedonisme, impulsive buying adalah tindakan membeli barang dan jasa secara tiba-tiba akibat adanya dorongan emosional, seperti keinginan untuk memiliki, takut kehabisan, takut ketinggalan jaman, sampai dengan adanya dorongan dari lingkungan orang tersebut berada.
Contoh impulsive buying yang saat ini cukup marak terjadi yaitu menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang online secara terus menerus tanpa dipikir terlebih dahulu.
Baca Juga: Sudah Gajian? Simak Dulu Tips Mengontrol Belanja Impulsif Berikut Ini!
3. Faktor Penyebab Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif dapat terjadi dikarenakan oleh dua faktor. Pertama, yakni adanya dorongan dari dalam diri atau faktor internal. Kedua, adanya pengaruh dari luar yang membuat seseorang berperilaku konsumtif atau yang dapat disebut sebagai faktor eksternal.
Infografis Perilaku Konsumtif | Image Source: Digital Aset BFI Finance
3.1. Faktor Internal
Faktor internal atau dari dalam diri sendiri menjadi pemicu seseorang memiliki perilaku konsumtif.
1. Motivasi
Adanya dorongan dalam diri untuk mewujudkan keinginannya.
2. Kepribadian
Pola perilaku atau karakter seseorang.
3. Harga Diri
Orang dengan harga diri rendah cenderung lebih mudah dipengaruhi ketimbang mereka yang memiliki harga diri tinggi.
4. Proses Belajar
Pengalaman hidup seseorang menentukan apa yang akan ia beli.
5. Gaya Hidup
Cara seseorang memanfaatkan waktu dan uang yang dimilikinya.
3.2. Faktor Eksternal
Selain faktor internal, perilaku konsumtif adalah gaya hidup yang dapat terjadi akibat pengaruh dari luar. Beberapa diantaranya yakni dipengaruhi oleh kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga.
1. Kebudayaan
Perkembangan zaman dan pergeseran budaya di masyarakat dapat memicu perilaku konsumtif.
2. Kelas Sosial
Golongan atas, menengah, bawah. Penggolongan berdasarkan kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan.
3. Kelompok Referensi
Lingkup pergaulan yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku belanja seseorang.
4. Keluarga
Gaya hidup yang dianut suatu keluarga dapat mempengaruhi perilaku anggota keluarga yang ada.
4. Dampak Negatif Perilaku Konsumtif
Sebagaimana yang sudah Anda ketahui, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk menghabiskan uangnya hanya untuk memenuhi hasrat dan keinginan semata, tanpa mau mempertimbangkan apakah barang dan jasa yang dibeli adalah sebuah kebutuhan.
Tak ayal, perilaku seperti memiliki kecenderungan negatif yang dapat berdampak pada seseorang. Dampak negatif yang menghantui mereka dengan gaya hidup ini diantaranya adalah:
Image Source: Freepik/
4.1. Masalah Finansial
Orang dengan perilaku konsumtif cenderung berpikir secara rasional. Mereka sering menghabiskan uangnya untuk membeli barang dan jasa tanpa berpikir dua kali atau setidaknya didasari dengan tujuan yang jelas.
Tak heran, tindakan mereka yang kurang bijak ini menjadi penyebab utama masalah keuangan seseorang. Ini dikarenakan mereka tidak dapat memprioritaskan kebutuhan utama mereka dan membiarkan keinginan dalam diri mereka selalu terpenuhi tanpa pikir panjang.
Alhasil, sebagian dana yang bisa dialokasikan untuk dana darurat atau tabungan lenyap begitu saja. Orang dengan perilaku konsumtif juga kerap kali nekat untuk berhutang dan akrab dengan praktik gali lubang tutup lubang.
Baca Juga: 8 Resolusi Keuangan Untuk Tahun 2023 yang Lebih Baik!
4.2. Memicu Rasa Stres dan Cemas
Perilaku konsumtif adalah perilaku yang dapat memicu seseorang mudah mengalami stres dan cemas. Hal ini terjadi sebagai bentuk konsekuensi dari tindakan mereka yang kurang bijak dalam membelanjakan uangnya dan berdampak pada kesulitan finansial.
Ketika seseorang mengalami kesulitan secara finansial, mereka akan lebih mudah untuk merasa stres dan cemas akibat ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan primer.
Rasa stres dan cemas yang ada dapat diperparah bilamana terdapat tekanan sosial atau budaya yang menuntut seseorang untuk memiliki barang tertentu agar dapat dianggap sukses dan diterima dengan baik di suatu lingkungan.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Mari Mengenal Lebih Dekat Toxic Positivity
4.3. Pemborosan Sumber Daya
Penggunan berlebihan terhadap sumber daya seperti air, bahan bakar, dan lain sebagainya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia.
Seseorang dengan perilaku konsumtif seringkali sumber daya seperti uang, bahan bakar, energi, dna lainnya untuk keinginan semata, bukan untuk memenuhi kebutuhan utama mereka. Jika dilakukan secara signifikan, tentu, bukan tidak mungkin akan membawa dampak kerusakan pada lingkungan serta perputaran ekonomi yang ada.
5. Tips Menghindari Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah gaya hidup yang sebetulnya dapat kita hindari melalui beberapa tips di bawah ini.
5.1. Kenali Mana Kebutuhan dan Keinginan
Seringkali kita terjebak dalam situasi dimana tanpa sadar kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang ternyata tidak kita butuhkan atau istilah lainnya lapar mata. Fenomena ini dapat terjadi saat Anda tidak mampu memisahkan antara kebutuhan dengan keinginan.
Kebutuhan adalah hal mendasar yang harus dipenuhi oleh seseorang demi keberlangsungan hidupnya, seperti makanan, pakaian, kesehatan, dan tempat tinggal. Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang diinginkan oleh seseorang, namun tidak selalu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Keinginan umumnya bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh kepribadian, minat, sampai dengan kebiasaan.
Tips Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan:
-
Beri waktu sejenak untuk berpikir dan bertanya pada diri sendiri apakah butuh atau sekedar ingin.
-
Kelompokan keinginan dalam kategori tertentu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah Anda dalam mengambil keputusan yang bijak. Misalnya keinginan yang berkaitan dengan hobi, karir, keluarga, keuangan, dan lain sebagainya.
5.2. Lakukan Budgeting (Buat Anggaran Pengeluaran dan Pemasukan yang Jelas)
Tips yang kedua untuk mencegah terjadinya perilaku konsumtif adalah dengan melakukan budgeting. Budgeting dilakukan untuk memastikan anggaran pengeluaran dan pemasukan Anda tertata dengan baik, sehingga Anda tidak perlu untuk membeli sesuatu yang tidak perlu.
Tips Melakukan Budgeting Secara Efektif:
-
Menentukan Tujuan Keuangan
Sebelum Anda melakukan budgeting, penting untuk mengetahui gambaran jelas terkait tujuan yang akan Anda capai baik itu dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Ini berguna untuk membantu Anda dalam menentukan skala prioritas.
-
Menghitung Total Pendapatan dan Pengeluaran
Buat daftar terperinci terkait sumber pendapatan Anda, mulai dari gaji, bonus, passive income, dan lain sebagainya. Hitung juga semua daftar pengeluaran Anda, mulai dari kebutuhan bulanan, cicilan, dana rekreasi, dan lain-lain.
-
Buat Daftar Kebutuhan dan Keinginan
Kelompokkan pengeluaran yang Anda miliki ke menjadi kebutuhan dan keinginan. Dengan adanya daftar ini, Anda bisa dengan mudah memutuskan mana yang sebaiknya segera dipenuhi dengan yang tidak.
-
Menentukan Batas Anggaran
Setelah Anda berhasil menghitung total pendapatan dan pengeluaran, selanjutnya tentukanlah batas anggaran dari setiap kategori yang ada. Dengan begitu, keuangan Anda akan lebih tertata.
5.3. Jangan Terlalu Sering Mengikuti Tren
Mengikuti tren dan perkembangan terkini boleh dikatakan sebagai makanan sehari-hari. Namun, untuk menghindari munculnya perilaku konsumtif dalam diri kita, ada baiknya untuk tidak terlalu sering mengikuti tren yang ada.
Tren erat kaitannya dengan produk dan jasa yang baru. Hal ini dapat menjadi pemicu seseorang menginginkan barang tersebut, sehingga terjadi pemborosan secara finansial yang berdampak pada diri sendiri.
5.4. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Setiap manusia pada dasarnya memiliki keunikan dan latar belakang yang sangat beragam. Fakta ini seharusnya bisa menyadarkan kita bilamana membandingkan diri dengan orang lain merupakan suatu tindakan yang tidak sehat dna menimbulkan tekanan finansial pada diri kita.
Mulai sekarang, cobalah untuk berefleksi pada diri sendiri. Kenali siapa diri kita sebenarnya agar kita mampu memfokuskan pada nilai-nilai yang lebih penting, seperti kebahagian, kesehatan, dan hubungan baik dengan keluarga dan orang terdekat.
5.5. Belanja Sesuai Kemampuan
Tips terakhir untuk dapat menghindari perilaku konsumtif adalah dengan berbelanja sesuai dengan kemampuan kita saat ini. Belanjakanlah uang yang Anda miliki secara bijak dan efektif. Pastikan untuk menyisihkan sebagian uang yang ada untuk menabung, berinvestasi, dan beramal.
Sobat BFI, demikian pembahasan terkait Konsumtif Adalah: Pengertian, Faktor Penyebab, Tips Menghindarinya. Harapannya, melalui tulisan ini Anda bisa memahami apa itu perilaku konsumtif dan dampaknya terhadap diri sendiri, orang lain, serta lingkungan. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang selalu bertumbuh ke arah positif.
BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko