Gaya Hidup

Mengenal Filantropi; Karakter, Cara Menjadi, dan Bedanya dengan Donasi

Admin BFI
15 August 2024
251
Mengenal Filantropi; Karakter, Cara Menjadi, dan Bedanya dengan Donasi

Banyak yang bertanya-tanya apa itu filantropis? Secara sederhana menurut kamus bahasa Inggris, filantropis  adalah sebuah tindakan yang memiliki tujuan untuk kemanusiaan. Seringkali kita melihat figur terkenal yang mempromosikan serta mengupayakan kesejahteraan manusia, yang kemudian disebut sebagai sosok filantropis.

Seorang filantropis tak hanya memberikan donasi saja, melainkan melihat peluang dan mengarahkan kontribusi secara efektif dengan tujuan jelas.

Bagi Anda yang penasaran apa itu filantropis, baik dari segi arti, karakter, bentuk, contoh, alasan dan cara menjadi sosok filantropis, yuk simak ulasan di bawah ini.

 

1. Apa Itu Filantropis?

Filantropis adalah seseorang yang menyediakan pendanaan, waktu, hingga sumber daya dukungan lainnya secara gratis untuk suatu kelompok maupun organisasi. Sosok filantropis memiliki peran dalam organisasi maupun kelompok sebagai seorang pendamping.

Biasanya, organisasi non profit mempunyai sosok filantropis yang senantiasa memberikan bantuan besar sekaligus menjadi pendamping organisasi tersebut.

Sosok filantropis juga sering dikaitkan dengan seseorang yang memiliki banyak harta, tetapi tidak selalu begitu. Soalnya, bukan hanya uang saja yang bisa diberikan, melainkan waktu, tenaga hingga sumber daya lainnya.

Selain itu, cara kerja filantropis pun berbeda-beda, karena tujuan yang mereka miliki adalah untuk mensejahterakan banyak orang.

Filantropis sendiri dapat bekerja secara individu maupun melalui organisasi amal atau yayasan.

 

2. Karakter Filantropis

Karakter filantropis merupakan sifat seseorang yang suka memberi atau dermawan, terutama untuk tujuan kemanusiaan. Sosok filantropis memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama maupun lingkungan sekitar. Bahkan, mereka selalu ingin membuat dunia menjadi tempat yang baik bagi seluruh umat manusia.

Adapun ciri-ciri karakter orang filantropis, yaitu:

  • Peduli Terhadap Sesama: Sosok filantropis biasanya memiliki empati tinggi dan selalu berusaha untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
  • Sukarela: Ketika ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial, biasanya mereka akan melakukannya secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan.
  • Menginspirasi: Sosoknya yang dermawan, sukarela dan berempati tinggi selalu menjadi inspirasi banyak orang karena kebaikan yang dilakukannya.
  • Suka berbagi: Karakter filantropis memiliki kepribadian yang suka berbagi, baik itu berupa harta, waktu, maupun pengetahuan kepada orang lain tanpa meminta imbalan sedikit pun.
  • Memiliki Visi dan Misi: Orang filantropis biasanya memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas saat melakukan berbagai kegiatan sosial. Mereka akan senantiasa berusaha untuk mencapai tujuannya bersama organisasi atau kelompok yang diikutinya.

Supaya bisa memiliki karakter filantropis, Anda dapat memulainya dari hal kecil terlebih dahulu. Misalnya, membantu orang-orang di sekitar yang membutuhkan kita. Selain itu, Anda juga bisa bergabung dengan komunitas atau organisasi yang sesuai dengan minat, lalu menjadi relawan atau volunteer di sana.

Karakter filantropis pun bisa terbentuk saat Anda menanamkan nilai-nilai kebaikan terhadap generasi masa depan. Lalu, jadilah contoh sosok yang menginspirasi bagi orang lain untuk senantiasa berbuat kebaikan.

Tentunya, karakter filantropis merupakan sifat mulia yang akan memberikan manfaat, baik itu bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan menumbuhkan sifat filantropis pada diri sendiri, Anda bisa ikut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

 

3. Bentuk Aktivitas Filantropis

Umumnya, ada 3 jenis bentuk aktivitas filantropis yang seringkali diberikan oleh pegiatnya, yaitu:

3.1 Pendanaan

Pendanaan menjadi salah satu bentuk aktivitas yang umum dilakukan oleh filantropis. Pendanaan yang dimaksud berupa uang untuk bantuan kepada organisasi atau kelompok.

Untuk sistem pemberian dana ini berbeda-beda tergantung keinginan filantropisnya sendiri. Terkadang, ada yang memberikannya langsung kepada beberapa organisasi, tetapi ada juga yang memberikan dana hanya kepada satu organisasi sama saja.

3.2 Waktu

Apabila Anda tak memiliki dana maupun kemampuan khusus untuk membantu organisasi atau suatu kelompok, maka tak perlu khawatir. Anda masih bisa menyumbangkan waktu serta tenaga untuk membantu organisasi tersebut.

Anda bisa menjadi sukarelawan yang memberikan waktu dan tenaga. Tentu saja, hal ini akan menjadi dukungan berarti bagi organisasi atau kelompok. Relawan yang membantu organisasi pun berbeda-beda, ada yang durasinya terbatas atau dalam satu waktu saja. Namun, ada juga yang membantu dalam jangka waktu lama. Anda dapat memilih salah satu yang sesuai dengan kemampuan diri masing-masing.

3.3 Sumber Daya

Tak hanya pendanaan dan waktu, bentuk aktivitas lainnya dari filantropis yang tak kalah penting adalah sumber daya. Adapun bentuk sumber daya yang diberikan bermacam-macam tergantung kebutuhan kelompok atau organisasi itu sendiri.

Contohnya, menyediakan furnitur, bantuan transportasi, hingga bertanggung jawab terhadap konsumsi dalam suatu kegiatan yang diselenggarakan.

 

4. Contoh Kegiatan Filantropis

Ada beberapa contoh kegiatan filantropis yang bisa Anda lakukan, yaitu:

4.1 Memberikan Donasi

Contoh kegiatan filantropis pertama bisa dalam bentuk donasi atau memberi bantuan berupa uang maupun barang kepada individu, organisasi maupun komunitas yang membutuhkan.

Misalnya, memberikan donasi untuk korban bencana alam, donasi kepada panti asuhan maupun pembangunan sekolah.

4.2 Menjadi Sukarelawan

Kegiatan filantropis bisa dalam bentuk sukarelawan, dimana Anda mengabdikan waktu dan tenaga secara sukarela alias tanpa imbalan apapun. Misalnya, menjadi relawan mengajar di desa terpencil, relawan bencana alam hingga relawan di panti jompo.

4.3 Membangun Sekolah atau Fasilitas Umum

Contoh kegiatan filantropis berikutnya adalah membangun atau ikut serta memperbaiki sekolah dan fasilitas umum, seperti puskesmas, tempat ibadah dan lainnya guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya.

4.4 Memberikan Beasiswa

Memberikan beasiswa kepada siswa kurang mampu juga bisa menjadi contoh kegiatan filantropis. Dengan memberikan beasiswa ini, diharapkan mereka dapat melanjutkan studi dengan baik.

4.5 Mengadakan Program Pemberdayaan Masyarakat

Ikut serta dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan keterampilan serta pengetahuan masyarakat. Contohnya, pelatihan keterampilan, penyuluhan kesehatan hingga program kewirausahaan.

4.6 Mendirikan Yayasan atau Lembaga Sosial

Kegiatan filantropis selanjutnya adalah mendirikan yayasan atau lembaga sosial, seperti yayasan pendidikan, kesehatan maupun lingkungan.

4.7 Memberikan Bantuan Medis

Anda bisa menyediakan layanan kesehatan gratis atau subsidi bagi masyarakat yang membutuhkan. Contohnya, pengobatan gratis, operasi gratis maupun menyediakan obat-obatan gratis.

4.8 Mengadakan Kampanye Sosial

Mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu-isu sosial tertentu, seperti kekerasan terhadap anak, kemiskinan hingga kesetaraan gender pun menjadi wujud dari kegiatan filantropis.

4.9 Membangun Rumah Layak Huni

Jika memiliki dana lebih, Anda bisa membangun atau memperbaiki rumah masyarakat yang sudah tak layak menjadi layak huni.

4.10 Ikut Melindungi Lingkungan

Biasanya, kegiatan ini dilakukan bersama komunitas atau organisasi yang bergerak untuk melestarikan lingkungan. Beberapa kegiatannya berupa menanam pohon, membersihkan sungai, hingga mendaur ulang sampah.

 

Baca Juga: 20+ Cara Menjalankan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dan Manfaatnya

 

apa itu filantropi

Image Source: Freepik

5. Alasan Seseorang Menjadi Filantropis

Berikut beberapa alasan umum yang mendorong seseorang untuk menjadi filantropis, yaitu:

5.1 Nilai-nilai Pribadi

Alasan seseorang memutuskan untuk menjadi filantropis bisa berasal dari nilai-nilai pribadi, seperti:

  • Kemanusiaan: Seseorang yang memiliki rasa kemanusiaan tinggi akan terpanggil untuk membantu sesamanya. Sebab, mereka ingin mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan bagi orang yang membutuhkan.
  • Keadilan Sosial: Terkadang, seseorang menjadi filantropis karena terdorong oleh keinginan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan merata sehingga, mereka ingin memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang.
  • Agama dan Spiritualitas: Keyakinan agama atau spiritual menjadi motivasi kuat untuk berbuat baik dan membantu sesama. Apalagi seluruh agama mengajarkan terkait pentingnya berbagi dan memberi kepada sesama makhluk hidup.

5.2 Pengalaman Pribadi

Seseorang menjadi filantropis bisa karena pengalaman pribadi yang ia miliki, seperti pernah merasakan ada di posisi orang yang membutuhkan, sehingga terdorong untuk membantu mereka.

Selain itu, pengalaman sukarelawan memberikan dampak positif, dimana mereka terus terinspirasi untuk berbuat baik. Peran model atau orang yang menginspirasi pun dapat menjadi alasan untuk menjadi filantropis karena ingin mengikuti jejak orang yang dikagumi.

5.3 Faktor Sosial

Lingkungan yang mendukung melakukan kegiatan filantropi juga bisa mendorong seseorang untuk ikut terlibat di dalamnya. Tak hanya itu, tren filantropi yang bermunculan di media sosial pun mampu meningkatkan kesadaran terhadap isu sosial dan kemanusiaan, sehingga menjadi pemicu seseorang berminat untuk menjadi sukarelawan atau berdonasi.

5.4 Memberikan Manfaat Pribadi

Alasan lain seseorang menjadi filantropis karena kegiatan ini bisa memberikan manfaat terhadap diri sendiri. Sebab, kegiatan positif dapat memberikan rasa bahagia serta kepuasan batin.

Manfaat lainnya adalah meningkatkan kesehatan mental dan fisik hingga membangun jaringan bersama orang-orang dengan minat sama.

6. Cara Menjadi Filantropis

Jika ingin menjadi seorang filantropis, Anda dapat memulainya dengan menjadi volunteer dan memberikan waktu untuk berbagai kegiatan, berpartisipasi dalam kegiatan amal serta berkarir di organisasi non profit.

Nah, berikut ada beberapa cara menjadi filantropis yang dapat Anda lakukan, baik itu secara personal maupun profesional, yaitu:

6.1 Lakukan Identifikasi Sebab

Sebelum menjadi filantropis, hal utama yang mesti dilakukan adalah mencari tahu apa yang Anda percayai serta kegiatan apa yang ingin didukung. Identifikasi sebab menjadi alasan kenapa Anda ingin berkontribusi atau mengikuti suatu organisasi.

Mulailah dengan mencari organisasi atau komunitas yang membuat Anda tertarik atau memerlukan bantuan. Salah satu contohnya adalah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan maupun pendidikan.

6.2 Pikirkan Tujuan yang Ingin Anda Capai

Pikirkan tujuan apa yang ingin Anda capai jika menjadi seorang filantropis. Tujuan yang dimaksud ini dapat berbentuk personal maupun profesional. Anda harus mengetahuinya dan meyakini bahwa tujuan yang Anda miliki benar-benar jelas.

6.3 Pilih Kontribusi yang Tepat

Seperti yang sudah Anda tahu, ada tiga jenis bentuk aktivitas yang sering diberikan oleh seorang filantropis.

Nah, sebelum menjadi sosok individu ini, pastikan untuk mengetahui kontribusi apa yang akan Anda lakukan atau berikan kepada organisasi. Pilih kontribusi secara tepat sesuai dengan kemampuan masing-masing supaya dapat mencapai tujuan yang Anda miliki.

6.4 Lakukan Riset dan Pilih Bidang Sesuai Keinginan

Jika sudah memiliki alasan, tujuan serta kontribusi yang akan diberikan, selanjutnya Anda dapat melakukan riset, lalu pilih bidang sesuai keinginan.

Mulai lakukan riset dengan mencari organisasi atau komunitas non profit yang ada di kota tempat tinggal Anda. Fokuskan pada pencarian organisasi sesuai dengan bidang yang Anda minati.

Kalau sudah menemukan organisasi yang tepat, cari tahu struktur organisasi, visi dan misi, serta pendanaannya.

Apabila kegiatan organisasi sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka Anda bisa memilih organisasi tersebut.

6.5 Memiliki Rencana yang Jelas

Setelah Anda yakin sudah memilih organisasi, berikutnya mulai membuat rencana dukungan terhadap organisasi tersebut. Contohnya, Anda dapat menyisihkan penghasilan setiap bulan dan mendonasikannya dalam jangka waktu tertentu.

Contoh lainnya, Anda bisa menentukan jadwal untuk melakukan kegiatan sukarelawan agar dapat membantu aktivitas organisasi.

Intinya, apapun bentuk dukungan yang Anda berikan, pastikan memiliki rencana matang dan jelas agar tidak berhenti di tengah jalan, ya.

6.6 Rencana Jangka Panjang

Apabila ingin menjadi sosok filantropis dalam jangka waktu panjang, membuat evaluasi rencana menjadi hal penting untuk Anda lakukan.

Setidaknya, ada beberapa pertanyaan yang bisa Anda gunakan sebagai evaluasi rencana, diantaranya:

  • Apakah kontribusi yang akan Anda lakukan hanya fokus ke satu organisasi atau lebih?
  • Bagaimana cara Anda mengatur kontribusi atau dukungan?
  • Berapa lama jangka waktu menjadi filantropis dalam satu organisasi?
  • Apakah Anda memiliki rencana kerjasama dengan sumber daya lainnya?

Seluruh pertanyaan itu mesti Anda jawab dengan jujur supaya bisa melakukan evaluasi rencana jangka panjang dengan tepat. Setelahnya, Anda dapat menjadi seorang filantropis yang profesional dan mencapai tujuan yang Anda inginkan.

6.7 Pastikan Melibatkan Relasi

Cara menjadi filantropis lainnya adalah melibatkan relasi dengan cara membagi informasi seputar kegiatan filantropi kepada mereka, baik secara personal maupun profesional.

Anda bisa menceritakan pengalaman bergabung dengan organisasi secara keseluruhan. Mulai dari awal bergabung, kontribusi atau dukungan yang diberikan, pendanaan, waktu, serta sumber daya untuk organisasi.

Tentunya, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang serta membawa dampak baik bagi organisasi yang Anda ikuti.

 

7. Perbedaan Filantropis, CSR dan Donasi

Banyak yang mengira bahwa filantropis, CSR dan donasi sama saja. Padahal, ketiganya memiliki konsep yang berbeda.

Berikut perbedaan antara filantropis, CSR dan donasi (charity), yaitu:

7.1 Filantropis

Secara sederhana, filantropis bisa diartikan sebagai tindakan kedermawanan. Konsep filantropi sendiri berhubungan erat dengan rasa solidaritas, kepedulian serta relasi sosial antara orang kaya dan miskin.

Lembaga filantropis biasanya masuk ke dalam lembaga non profit atau lembaga yang tidak mencari keuntungan atas program-program yang mereka buat. Sebab, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para penerima bantuannya.

Secara sistematis, lembaga ini memiliki fungsi untuk menghimpun dana dari para donatur, lalu menggunakannya ke dalam berbagai program bantuan. Dana yang terkumpul biasanya didapatkan dari berbagai cara, seperti galang dana yang dilakukan di lalu lintas, kotak donasi di masjid, partnership hingga transfer melalui rekening.

7.2 CSR (Corporate Social Responsibility)

Di sisi lain, CSR merupakan model bisnis yang menunjang perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pemangku kepentingan serta masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.

Biasanya, CSR dibuat atas kesadaran perusahaan terhadap dampak dari operasional bisnisnya, baik itu dari sosial, ekonomi hingga lingkungan.

Meski begitu, terkadang sering ada perusahaan yang bekerjasama dengan filantropi sebagai perpanjangan tangan dari CSR. Namun, ada juga yang benar-benar terpisah antara lembaga filantropi dan CSR.

7.3 Donasi (Charity)

Sebenarnya, filantropi dan donasi memiliki makna yang sama, yaitu upaya penggalangan dana untuk disalurkan kepada masyarakat membutuhkan. Hanya saja, filantropi lebih terorganisir, memiliki lingkup besar, dan berjangka panjang.

Sementara donasi atau yang terkenal dengan nama charity memiliki sifat direct giving atau hanya untuk mengatasi simptom maupun gejala.

Demikian informasi seputar apa itu filantropis yang bisa Anda ketahui secara lengkap. Organisasi non profit dapat menjadi pilihan untuk Anda yang ingin menjadi seorang filantropis. Sebab, di organisasi itu banyak orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan maupun pekerjaan dengan tujuan kemanusiaan tanpa mengutamakan keuntungan. Dengan kondisi tersebut, cocok untuk Anda yang ingin ikut berkontribusi dalam bentuk pendanaan, waktu maupun sumber daya lainnya.

Pembiayaan Syariah

Pembelian mobil bekas dan Multiguna syariah dengan fitur Tanpa Denda dan Tanpa Penalti Lihat Syarat

Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% per bulan dan tenor pinjaman panjang hingga 7 tahun. Lihat Syarat

BPKB Motor

Dapatkan pinjaman dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 24 bulan. Lihat Syarat

BPKB Mobil

Dapatkan dana pencairan hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 4 tahun. Lihat Syarat

Kategori : Gaya Hidup