Informasi Umum

Apa itu Exit strategy ? Jenis-jenis dan Manfaat dalam Bisnis

Admin BFI
30 August 2024
132
Apa itu Exit strategy ? Jenis-jenis dan Manfaat dalam Bisnis

Saat mendengar exit strategy, pasti beberapa orang menganggap bahwa istilah ini punya konotasi negatif. Tapi terkadang exit strategy menjadi bagian tak terlepaskan bagi keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan. Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan saat membangun bisnis yakni dengan menerapkan strategi-strategi khusus. Tapi sebagian yang lain justru menerapkan sebaliknya yakni menggunakan exit strategy.

Sejumlah pebisnis menerapkan exit strategy atau meninggalkan bisnis untuk keberlangsungan perusahaan mereka. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai exit strategy, berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai apa itu exit strategy hingga manfaatnya dalam bisnis. Simak selengkapnya di sini.

 

Apa Itu Exit Strategy?

Exit strategy adalah pendekatan yang dirancang untuk mengalihkan kepemilikan atau kontrol atas sebuah bisnis atau investasi kepada pihak lain. Strategi ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai dan hasil dari bisnis atau investasi saat pemilik ingin keluar. Baik untuk mengakses likuiditas, meraih keuntungan, atau untuk alasan pribadi atau profesional lainnya.

Manfaat Exit Strategy Dalam Bisnis

Exit strategy memiliki manfaat tersendiri dalam bisnis, di mana nantinya dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional dan keuangan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari exit strategy dalam bisnis.

1. Likuiditas dan Realisasi Nilai

Exit strategy memungkinkan pemilik bisnis untuk mewujudkan nilai investasi mereka dalam bentuk likuiditas. Misalnya, melalui penjualan atau IPO yang memungkinkan pemilik mengubah kepemilikan perusahaan menjadi uang tunai.

2. Diversifikasi Portofolio

Selanjutnya adalah dapat membantu pemilik untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka. Setelah menjual atau mengakuisisi perusahaan, pemilik dapat mengalihkan dana ke investasi lain yang mungkin menawarkan potensi pertumbuhan atau risiko yang berbeda.

3. Mengoptimalkan Keuntungan

Dengan merencanakan exit strategy yang efektif, pemilik bisnis dapat memaksimalkan keuntungan dari penjualan atau akuisisi, menghindari pajak berlebihan, dan mendapatkan hasil optimal dari usaha mereka.

4. Perencanaan Keuangan dan Pajak

Exit strategy memungkinkan pemilik bisnis untuk merencanakan dan mengelola implikasi keuangan dan pajak dari transaksi keluar. Ini dapat mencakup perencanaan pajak untuk meminimalkan kewajiban pajak yang timbul dari penjualan atau akuisisi.

5. Perlindungan Keluarga dan Warisan

Bagi pemilik bisnis keluarga, exit strategy dapat memastikan bahwa bisnis dapat diteruskan kepada anggota keluarga atau diwariskan. Tentu saja strategi ini dapat membantu dalam perencanaan warisan dan perlindungan aset keluarga.

6. Menjaga Nilai dan Warisan Perusahaan

Exit strategy dapat membantu menjaga nilai perusahaan dan memastikan bahwa bisnis dilanjutkan dengan cara yang sesuai dengan visi dan nilai-nilai pemilik sebelumnya. Ini sering kali melibatkan memilih pembeli atau mitra yang dapat melanjutkan warisan dan misi perusahaan.

7. Mengurangi Risiko yang Mengakibatkan Beban Operasional

Selanjutnya pemilik dapat mengurangi risiko dan beban operasional yang terkait dengan menjalankan bisnis. Ini dapat mencakup memindahkan tanggung jawab operasional kepada pihak lain yang lebih mampu atau lebih tertarik untuk mengelola perusahaan.

8. Fleksibilitas Dalam Beradaptasi

Memiliki exit strategy memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan pasar atau kondisi ekonomi. Ini memungkinkan pemilik untuk mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan situasi pasar saat itu.

9. Menjadi Motivasi

Exit strategy dapat memberikan motivasi tambahan bagi pemilik dan tim untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Mengetahui bahwa ada rencana keluar yang jelas bisa memotivasi tim untuk bekerja lebih keras dan mencapai hasil yang diinginkan.

10. Meminimalkan Dampak Negatif

Exit strategy membantu dalam merencanakan dan memitigasi dampak negatif yang mungkin timbul dari perubahan kepemilikan atau pengalihan bisnis. Ini mencakup penanganan masalah yang mungkin muncul selama proses penjualan atau transfer.

Definisi exit strategy

Image Source: Freepik

Jenis Exit Strategy

Ada beberapa jenis exit strategy yang dapat dipilih, tergantung pada situasi dan tujuan spesifik. Berikut adalah beberapa jenis exit strategy yang umum diketahui.

1. Penjualan (Sale)

Pertama ada penjualan yang merujuk pada proses menjual bisnis atau investasi Anda kepada pihak ketiga. Ini adalah salah satu metode yang paling umum digunakan untuk keluar dari investasi atau bisnis, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Kelebihan dari exit strategy penjualan adalah:

  • Memberikan akses cepat ke dana tunai dari hasil penjualan.
  • Mengurangi risiko dengan menjual bisnis atau investasi yang mungkin sudah memberikan hasil yang baik.
  • Memungkinkan pemilik untuk beralih ke peluang bisnis atau investasi lain yang lebih menarik.

Sementara itu, kekurangan dari strategi ini adalah:

  • Penjualan dapat memicu kewajiban pajak yang signifikan.
  • Dapat memerlukan waktu dan usaha yang signifikan untuk menyelesaikan transaksi.
  • Kehilangan kendali dan keterlibatan dalam bisnis yang telah dibangun.

2. Merger & Akuisisi

Merger dan akuisisi (M&A) adalah dua jenis exit strategy yang melibatkan penggabungan atau pembelian perusahaan untuk mencapai berbagai tujuan strategis. Keduanya sering digunakan untuk memperluas kapasitas pasar, mendapatkan teknologi baru, atau meningkatkan efisiensi operasional.

Kelebihan dari strategi ini adalah:

  • Penggabungan dapat menghasilkan sinergi operasional dan finansial yang meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
  • Menyediakan diversifikasi produk, pasar, atau teknologi.
  • Meningkatkan pangsa pasar dengan menggabungkan basis pelanggan.
  • Memperluas pangsa pasar dengan mengakuisisi pelanggan dan saluran distribusi baru.
  • Mendapatkan teknologi baru atau kapabilitas yang tidak dimiliki sebelumnya.
  • Mengurangi biaya melalui penggabungan fungsi dan efisiensi operasional.

Sedangkan, kerugian yang dapat timbul adalah:

  • Integrasi budaya dan sistem yang berbeda dapat menimbulkan tantangan.
  • Biaya untuk menyelesaikan merger, termasuk biaya hukum dan konsultan, bisa sangat tinggi.
  • Karyawan dan manajer dari kedua perusahaan mungkin menghadapi kesulitan beradaptasi dengan perubahan.
  • Mengintegrasikan budaya, sistem, dan proses bisnis yang berbeda dapat sulit dan berpotensi menimbulkan konflik.
  • Bisa menyebabkan ketidakpastian atau pengurangan tenaga kerja yang berdampak pada moral dan produktivitas.

3. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO)

Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) adalah exit strategy yang melibatkan proses mengubah sebuah perusahaan dari entitas swasta menjadi perusahaan publik dengan menawarkan sahamnya kepada masyarakat umum melalui bursa saham. Misalnya saja exit strategy startup, seperti Bukalapak, Mitratel, Gojek Tokopedia, Blibli, dan lainnya. IPO memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengumpulkan dana dari publik serta memberikan peluang bagi pemegang saham awal, termasuk pendiri, investor awal, dan karyawan, untuk menjual sebagian atau seluruh saham mereka.

IPO memiliki keuntungan yang dapat dipertimbangkan, simak ulasan selengkapnya berikut ini:

  • Mengumpulkan modal yang signifikan untuk ekspansi, penelitian dan pengembangan, atau membayar hutang.
  • Memberikan kesempatan bagi investor awal dan pendiri untuk menjual saham mereka dan mendapatkan likuiditas.
  • Meningkatkan visibilitas dan reputasi perusahaan di pasar global.
  • Memberikan saham sebagai alat tukar yang dapat digunakan untuk akuisisi atau kompensasi karyawan.

Sementara itu, kerugian dari IPO adalah:

  • Biaya IPO bisa sangat tinggi, termasuk biaya penasihat, biaya underwriting, dan biaya kepatuhan.
  • Perusahaan menjadi tunduk pada regulasi pasar saham yang ketat dan harus mematuhi berbagai persyaratan pelaporan dan transparansi.
  • Perusahaan harus memenuhi ekspektasi pasar dan investor, untuk menghasilkan kinerja keuangan yang konsisten dan menguntungkan.
  • Harga saham bisa turun setelah IPO, yang bisa merugikan pemegang saham awal dan menciptakan dampak negatif terhadap reputasi perusahaan.

4. Likuidasi (Liquidation)

Likuidasi adalah proses resmi di mana aset-aset perusahaan dijual dan dana yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan utang dan kewajiban perusahaan. Sisa dana setelah pembayaran utang dibagikan kepada pemegang saham jika ada.

Berikut ini adalah keuntungan dari likuidasi:

  • Menyelesaikan kewajiban perusahaan dan menghindari beban utang yang tidak dapat dibayar.
  • Proses yang terstruktur dapat menutup perusahaan secara resmi dan adil.
  • Pemilik atau kreditur dapat mengontrol bagaimana aset dijual dan bagaimana hasilnya didistribusikan.

Ada juga kerugian dari strategi ini yang perlu dipertimbangkan:

  • Likuidasi sering kali menghasilkan kerugian finansial bagi pemegang saham dan kreditor, karena aset biasanya tidak terjual dengan harga penuh.
  • Proses likuidasi melibatkan biaya administrasi dan hukum yang dapat mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk didistribusikan.
  • Likuidasi dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan individu yang terlibat, terutama jika likuidasi dilakukan karena kegagalan keuangan.

 

Baca Juga: 5 Jenis Laporan Keuangan dan Manfaatnya Untuk Bisnis

 

5. Penjualan Kepada Keluarga (Family Transfer)

Penjualan kepada keluarga melibatkan pemindahan kepemilikan perusahaan dari pemilik saat ini kepada anggota keluarga. Ini bisa mencakup anak-anak, saudara, atau kerabat lainnya. Transaksi ini dapat melibatkan penjualan penuh, transfer saham, atau transfer aset bisnis kepada anggota keluarga.

Berikut keuntungan dari penjualan kepada keluarga:

  • Memastikan bahwa bisnis tetap berada dalam keluarga dan dapat dilanjutkan sesuai dengan nilai dan tradisi keluarga.
  • Memungkinkan kelanjutan hubungan bisnis yang sudah terjalin dengan pelanggan, pemasok, dan karyawan.
  • Dalam beberapa kasus, transfer kepemilikan keluarga dapat menawarkan keuntungan pajak, seperti pengurangan pajak warisan atau hadiah.
  • Memungkinkan pemilik untuk mengalihkan tanggung jawab dan risiko bisnis kepada anggota keluarga yang sudah dikenal dan dipercaya.

Selain itu, kerugian yang mungkin muncul adalah:

  • Transfer bisnis dapat menimbulkan konflik di antara anggota keluarga, terutama jika tidak ada kesepakatan yang jelas tentang kepemilikan dan kendali.
  • Anggota keluarga yang baru mengambil alih mungkin kurang berpengalaman atau kurang terampil dalam mengelola bisnis, yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
  • Transfer kepemilikan dapat menghadapi masalah hukum atau pajak, terutama jika tidak direncanakan dengan baik.
  • Proses transfer dapat menimbulkan beban emosional, baik bagi pemilik yang berpindah tangan maupun anggota keluarga yang mengambil alih.

6. Menjual Saham ke Investor

Menjual saham ke investor melibatkan proses menjual sebagian dari kepemilikan perusahaan kepada individu atau institusi yang tertarik membeli saham tersebut. Transaksi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penawaran umum, penjualan saham pribadi, atau penggalangan dana ventura.

Keuntungan yang didapatkan saat menjual saham kepada investor:

  • Memberikan kesempatan untuk mendapatkan dana tunai dan likuiditas dari penjualan saham.
  • Menyediakan dana untuk ekspansi, inovasi, atau pengembangan produk yang dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan.
  • Memungkinkan pemilik untuk mendiversifikasi portofolio investasi dengan menjual sebagian kepemilikan perusahaan.
  • Mengurangi risiko dengan memindahkan sebagian dari kepemilikan dan tanggung jawab ke investor baru.

Sementara itu, keuntungan dari menjual saham ke investor adalah:

  • Menjual saham ke investor bisa mengurangi kontrol pemilik lama terhadap perusahaan.
  • Proses penjualan saham, terutama dalam IPO, dapat melibatkan biaya tinggi dan prosedur yang kompleks.
  • Jika perusahaan menjadi publik, ada tuntutan untuk melaporkan dan mematuhi regulasi yang ketat, yang dapat meningkatkan beban administrasi.
  • Kehadiran investor baru dapat menyebabkan konflik kepentingan atau perubahan dalam arah strategis perusahaan.

 

Baca Juga: Mengenal Tentang Obligasi; Pengertian, Manfaat, dan Jenis-Jenisnya

 

7. Kebangkrutan

Kebangkrutan adalah situasi hukum di mana perusahaan dinyatakan tidak dapat membayar hutangnya dan harus menjalani proses hukum untuk menyelesaikan kewajiban finansialnya. Proses kebangkrutan dapat melibatkan restrukturisasi utang, likuidasi aset, atau keduanya, tergantung pada jenis kebangkrutan yang diajukan.

Kelebihan dari exit strategy kebangkrutan adalah:

  • Memberikan kesempatan untuk menghapus sebagian atau seluruh utang perusahaan yang tidak dapat dibayar.
  • Memberikan perlindungan hukum terhadap tindakan hukum kreditur selama proses kebangkrutan.
  • Untuk kebangkrutan yang melibatkan restrukturisasi, memberikan kesempatan untuk memperbaiki kondisi keuangan dan melanjutkan operasional.

Sedangkan kekurangan yang dapat terjadi adalah:

  • Proses kebangkrutan dapat melibatkan biaya tinggi dan prosedur hukum yang kompleks.
  • Kebangkrutan dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan investor, pelanggan, dan mitra bisnis.
  • Dalam kebangkrutan yang melibatkan likuidasi, perusahaan biasanya akan ditutup, dan karyawan serta pemegang saham akan menghadapi dampak negatif.

8. Lisensi

Lisensi adalah perjanjian di mana pemilik hak kekayaan intelektual (pemberi lisensi) memberikan izin kepada pihak lain (penerima lisensi) untuk menggunakan hak tersebut dalam cakupan tertentu. Lisensi bisa mencakup berbagai hak, seperti hak untuk memproduksi, menjual, atau mendistribusikan produk yang menggunakan teknologi atau merek yang dilindungi.

Keuntungan yang didapatkan dari lisensi adalah:

  • Menghasilkan pendapatan pasif dari royalti tanpa harus terlibat langsung dalam operasional bisnis.
  • Memungkinkan hak kekayaan intelektual digunakan dalam pasar baru atau wilayah tanpa harus melakukan investasi besar.
  • Memberikan kesempatan untuk fokus pada area bisnis inti sambil pihak lain mengelola produk atau teknologi berbasis hak kekayaan intelektual.
  • Menyediakan aliran pendapatan tambahan dan dapat membantu diversifikasi sumber pendapatan.

Sementara itu, kekurangan dari lisensi adalah:

  • Pemilik hak memiliki kontrol yang terbatas atas bagaimana hak kekayaan intelektual digunakan dan dipasarkan oleh penerima lisensi.
  • Risiko perselisihan terkait pelanggaran perjanjian, pembayaran royalti, atau penggunaan hak kekayaan intelektual.
  • Risiko bahwa nilai hak kekayaan intelektual dapat menurun jika tidak dikelola dengan baik oleh penerima lisensi.
  • Ketergantungan pada penerima lisensi untuk mematuhi syarat-syarat perjanjian dan mempertahankan standar kualitas.

Saat memutuskan melakukan exit strategy, maka penting untuk merencanakannya dengan matang. Jika perlu Anda dapat meminta dukungan profesional untuk membuat keputusan dengan bijaksana. Apalagi Anda juga perlu menyesuaikan dengan tujuan bisnis yang memang sudah ditetapkan sejak awal. Jadi, apakah Anda tertarik menerapkan exit strategy dalam bisnis?

 

Pembiayaan Syariah

Pembelian mobil bekas dan Multiguna syariah dengan fitur Tanpa Denda dan Tanpa Penalti Lihat Syarat

Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% per bulan dan tenor pinjaman panjang hingga 7 tahun. Lihat Syarat

BPKB Motor

Dapatkan pinjaman dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 24 bulan. Lihat Syarat

BPKB Mobil

Dapatkan dana pencairan hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 4 tahun. Lihat Syarat

Kategori : Informasi Umum